Penampilan suami jadi berbeda
Suami yang biasanya tampil apa adanya, tiba-tiba mengubah tatanan rambut hingga gaya busana. Bisa jadi ia jadi lebih wangi, dan sering berbelanja baju agar penampilannya lebih stylish. Patut dicurigai jika ia tampil tidak biasa, hal ini dikarenakan ia ingin memikat seseorang yang ia incar.
Transparan atas keuangan dan kelola bersama-sama
Bicarakan keadaan finansial secara terbuka. Berapa pendapatan yang diterima serta pos-pos apa saja yang harus dibayarkan. Ketahui apa yang menjadi target finansial agar bisa sama-sama berjuang meraih target tersebut. Istri harus proaktif untuk urusan keuangan, agar tau kemana saja dana rumah tangga mengalir.
Sering hangout dengan teman-temannya
Suami jadi sering beralasan hangout diajak temannya. Patut dicurigai apakah ia memang hangout atau alasan belaka. Istri juga harus mengenal kepribadian teman yang dekat dengan suami. Apakah mereka tipe setia atau memang termasuk kategori hidung belang juga. Terkadang mereka bisa jadi partner in crime dan saling menutupi kebejatan masing-masing. Ada rasa kebanggaan tersendiri saat mereka pamer bisa berselingkuh dari istri mereka.
Ketahui minat dan hobi suami
Suami seringkali mencari teman mengobrol mengenai apa yang menjadi minatnya. Misal, jika ia senang bersepeda, ia akan berbicara tentang merek sepeda beserta aksesoris pada temannya. Ia juga akan mencari partner untuk melakukan hobi tersebut. Alangkah baiknya jika istri turut mengikuti informasi dan bisa bertukar pikiran tentang apa yang suami minati. Maka kecil kemungkinan ia mencari orang lain yang bisa diajak berdiskusi mengenai apa yang disukainya.
Sering mengangkat telepon diam-diam
Jika suami sering mengangkat ponsel diam-diam sambil menjauh dari istri, maka hal itu patut dicurigai. Tidak ada hal yang harus disembunyikan jika panggilan itu dari rekan kantor atau keluarga, apalagi jika panggilan tersebut saat ruangan tidak sedang bising. Maka tidak alasan untuk menjauh untuk mengangkat panggilan dari siapapun.
Yuk, Bangun Ulang Kepercayaan!
Bunda, membangun ulang kepercayaan membutuhkan waktu dan kesabaran. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, serta komitmen untuk memperbaiki situasi bersama-sama.
Dengan mengambil langkah-langkah di atas, Anda dan pasangan dapat bekerja sama untuk mengatasi kebohongan finansial dan membangun kembali fondasi yang kuat untuk masa depan keuangan dan hubungan yang lebih sehat.
Ingatlah bahwa kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh bersama, dan dengan upaya bersama, Anda dapat mengatasi tantangan ini. Semangat!
Bila tips di atas belum membantu, Anda juga bisa berkonsultasi dengan saya atau perencana keuangan Finansialku lainnya sebagai penengah yang netral untuk mengatasi permasalahan keuangan Anda dan suami. Hubungi melalui nomor WhatsApp 0851 5866 2940.
Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Jangan lupa bagikan informasi ini kepada pasangan suami-istri lainnya yang memiliki permasalahan serupa. Terima kasih.
Pada dasarnya setiap orang tidak suka dibohongi. Hati bisa menjadi sakit apabila dibohongi oleh orang lain, apalagi oleh suami sendiri. Sosok suami yang seharusnya membimbing dan memberikan contoh yang baik kepada istri dan anak-anak ternyata malah berkata dusta dan menimbulkan kekecewaan. Tentu sikap suami tersebut tidak terpuji dan tidak pantas untuk dilakukan.
Allah Swt. pun melarang manusia untuk berbohong. Hal tersebut ada dalam firman-Nya surah Al-Baqarah ayat 42 berikut ini:
“Dan janganlah kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kepalsuan atau (janganlah kamu) menyembunyikan kebenaran sedang kamu mengetahuinya.” (Q.S. Al-Baqaroh: 42).
Pembohong Adalah Orang Munafik
Di dalam Islam, orang yang suka berbohong disebut sebagai orang yang munafik. Hal tersebut disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari berikut ini:
“Tanda orang munafik ada tiga, pertama apabila berbicara berbohong, lalu apabila berjanji mengingkari atau menyelisihi janji, dan apabila diberi amanah berkhianat.”
Di dalam surah At-Taubah ayat 68, Allah Swt. memberikan balasan yang berat bagi mereka yang munafik. Allah Swt. berfirman:
“Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.”
Baca Juga: Bolehkah Istri Bersedekah dengan Harta Suami?
Berbohong yang Dibolehkan
Meskipun berbohong dilarang oleh agama Islam, akan tetapi ada kondisi-kondisi tertentu yang membolehkan seseorang untuk berbohong. Berbohong di sini bukan untuk kejahatan, akan tetapi untuk nilai-nilai kemaslahatan.
“Aku tidak menganggapnya sebagai seorang pembohong. (Pertama), seorang laki-laki yang memperbaiki hubungan antara manusia. Ia mengatakan suatu perkataan (bohong), namun ia tidak bermaksud dengan perkataan itu kecuali untuk mendamaikan. (Kedua), seorang laki-laki yang berbohong dalam peperangan. Dan (ketiga), seorang laki-laki yang berbohong kepada istri atau istri yang berbohong kepada suami (untuk kebaikan).” (H.R. Abu Daud).
Dalam hadis yang lain, dibahas pula soal ini. Rasul saw. bersabda:
“Ada seseorang yang datang menemui Nabi saw. dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah aku berdosa jika aku berdusta kepada istriku?’” Nabi saw. pun menjawab, “Tidak boleh, karena Allah Ta’ala tidak menyukai dusta.” Lalu orang itu pun bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, (dusta yang aku ucapkan itu karena) aku ingin berdamai dengan istriku dan aku ingin senangkan hatinya.” Kemudian Nabi saw menjawab, “Tidak ada dosa atasmu.” (H.R. Al-Humaidi. Hadis ini dinilai sahih oleh Al-Albani dalam silsilah Ash-Shahihah).
Dari hadis di atas, contoh lainnya seorang suami diperbolehkan berbohong misalnya saat berbohong dengan makanan buatan istri. Karena suami ingin menyenangkan hati istrinya sekaligus menghargai masakan yang dibuat istrinya, maka suami berbohong mengatakan masakan istrinya enak.
Selain itu, contoh lainnya misalnya mengucapkan bahwa istrinya cantik dan menawan untuk membuat suasana hati sang istri membaik. Selama tidak untuk menipu dan berbohong untuk keburukan, maka tidak mengapa suami berbohong kepada istrinya.
Baca Juga: Kriteria Suami Saleh dalam Keluarga
Tidak Menjadikan Bohong Sebagai Kebiasaan
Meskipun berbohong untuk kebaikan itu dibolehkan, tetapi suami tidak boleh menjadikan berbohong sebagai kebiasaan. Misalnya, berbohong kepada istri ada pekerjaan di kantor sehingga harus pulang terlambat, padahal ia terlambat karena berkumpul dengan teman-temannya.
Berhati-hatilah karena berbohong untuk keburukan akan menggiring pelakunya kepada neraka.
Dari Ibnu Mas’ud r.a, ia berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, sedangkan kebaikan menuntun menuju surga. Sungguh seseorang yang membiasakan jujur niscaya dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada kemungkaran, sedangkan kemungkaran menjerumuskan ke neraka. Sungguh orang yang selalu berdusta akan dicatat sebagai pendusta.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Itulah penjelasan tentang hukum dibolehkannya seorang suami berbohong kepada istri. Mudah-mudahan bisa menambah wawasan keislaman baru bagi Sahabat.
Jangan lupa untuk mengunjungi infak.id dari Rumah Zakat untuk menunaikan infak hariannya. Dengan berinfak, maka kita pun bisa membantu orang lain yang sedang kesulitan. Yuk, berinfak melalui infak.id!
Perasaan kamu tentang artikel ini ?
BincangSyariah.Com – Dalam sebuah rumah tangga, terkadang ada suami yang tidak terbuka kepada istrinya dalam masalah keuangan, bahkan ada juga yang merahasiakan dan berbohong kepada istrinya. Misalnya, suami tidak memberitahu istrinya mengenai besaran gaji atau penghasilannya, atau memberitahu namun berbohong, tidak sesuai faktanya. Sebenarnya, bagaimana hukum suami berbohong dalam masalah keuangan?
Dalam Islam, suami tidak memiliki kewajiban untuk memberitahu istrinya mengenai besaran gaji atau penghasilannya. Yang wajib bagi suami adalah memberi nafkah pada istrinya dengan baik dan layak, baik makanan, pakaian, dan tempat. Selama hal itu sudah dipenuhi suami, maka kewajiban nafkah pada istrinya sudah gugur.
Oleh karena itu, jika suami sudah menafkahi istrinya dengan baik dan layak dari penghasilannya, maka istrinya tidak boleh menuntut suaminya untuk terbuka, transparan mengenai besaran gaji atau penghasilannya.
Menurut para ulama, suami memiliki hak penuh terhadap harta yang didapatkan dari hasil kerjanya. Karena itu, selama suami sudah melaksanakan tanggung jawab nafkah dengan baik dan layak kepada istrinya, maka suami boleh merahasiakan besaran gaji atau penghasilannya dari istrinya atas dasar pertimbangan kemaslahatan dan kebaikan, dan bukan bermaksud untuk menipu.
Misalnya istri terlalu perhitungan dan pelit, lantas suami hampir tak bisa berbagi kebaikan dengan orang tua atau keluarganya yang lain. Dalam hal ini, demi kebaikan, suami boleh merahasiakan keuangan miliknya. Ini boleh dilakukan apabila memang istrinya terlalu posesif terhadap harta suami.
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa di antara kebohongan yang diperbolehkan adalah suami berbohong kepada istrinya, atau sebaliknya, dengan tujuan untuk kemasalahatan dan kebaikan, tentunya termasuk dalam masalah keuangan. Selama tidak berniat menipu, maka boleh bagi suami merahasiakan besaran gaji atau penghasilannya dari istrinya dan istri tidak boleh menuntut suami untuk terbuka dan transparan dalam masalah keuangan.
Hadis tersebut adalah hadis riwayat Imam Abu Dawud dari Ummu Kultsum binti ‘Uqbah bin ‘Abi Mu’aythin, dia pernah mendengar Nabi Saw bersabda;
أَعُدُّهُ كَاذِبًا، الرَّجُلُ يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ، يَقُولُ: الْقَوْلَ وَلَا يُرِيدُ بِهِ إِلَّا الْإِصْلَاحَ، وَالرَّجُلُ يَقُولُ: فِي الْحَرْبِ، وَالرَّجُلُ يُحَدِّثُ امْرَأَتَهُ، وَالْمَرْأَةُ تُحَدِّثُ زَوْجَهَا
Tidaklah termasuk bohong; orang (berbohong) untuk mendamaikan di antara manusia, dia mengatakan suatu perkataan yang tidaklah dia maksudkan kecuali hanya untuk mengadakan perdamaian (perbaikan); orang yang berkata (bohong) ketika dalam peperangan; dan seorang suami yang berkata kepada istri dan istri yang berkata kepada suami.
Halodoc, Jakarta – Selingkuh merupakan ancaman serius bagi hubungan yang sedang dijalani, bahkan bisa terjadi pada pasangan yang sudah menikah. Biasanya, suami yang berselingkuh menunjukkan perubahan yang tidak mereka sadari, baik secara emosional maupun secara tingkah laku.
Tak hanya secara fisik, selingkuh juga bisa terjadi ketika seseorang memperlihatkan kenyamanan dalam berkomunikasi dengan orang lain melalui pesan, bahkan hingga mengabaikan pasangan sehingga berpengaruh terhadap keharmonisan dalam hubungan rumah tangga.
Karena itu, penting bagi kamu untuk mengetahui tanda-tanda suami yang berselingkuh dan sering berbohong.
Terjadi penurunan atau peningkatan hubungan seksual yang tidak biasa
Saat suami sedang tertarik atau sedang behubungan dengan wanita lain, hasrat seksual suami bisa berkurang drastis. Namun bisa juga terjadi sebaliknya, ia tiba-tiba “mengajak” istri untuk menutupi rasa bersalahnya.
Berkeringat saat ditanya
Ketika suami kamu berkeringat saat sedang berdiskusi atau kamu ditanya mengenai suatu hal padahal cuaca tidak panas atau tidak abis beraktivitas olahraga, kamu pantas curiga. Hal ini merupakan ciri-ciri ketika seseorang berbohong.
Badan terasa panas dan berkeringat padahal cuaca tidak lagi panas. Mungkin saja dia mencoba memendam suatu hal atau berbohong untuk menutupi sesuatu.
Selingkuh secara mental
Selingkuh yang satu ini tidak separah selingkuh fisik atau digital, namun dapat menurunkan keharmonisan rumah tangga. Selingkuh secara mental adalah saat suami membayangkan seorang wanita, baik itu hanya membayangkan sosoknya hingga berfantasi ke hal yang lebih intim. Walaupun hanya sekadar fantasi, perbuatan ini merupakan hal yang menyakiti hati istri.
Istri bisa mencurigai jika suami terlihat sering melamun atau memuji sosok wanita tertentu. Misalkan memuji bagian tubuhnya secara terus menerus, lalu kerap membandingkan istri dengan sosok pujaannya.
Bicarakan dengan suami jika sudah terdapat tanda-tanda ia sering berfantasi. Sejatinya suami harus realistis dan fokus pada keluarga. Terlalu banyak berfantasi juga menurunkan konsentrasi dan produktivitas kerja. Lakukan kegiatan bersama agar ia tidak memiliki waktu untuk berkhayal yang tidak-tidak.
Memiliki banyak rekening tabungan
Istri patut mencurigai jika suami terlihat memiliki banyak rekening tabungan, karena biasanya mereka menyimpan “dana gelap” di rekening yang tidak diketahui istri. Cek buku tabungan, ATM hingga ponsel suami, apakah ia memiliki beberapa akun bank, baik itu bank konvesional atau bank digital.